Selasa, 27 Oktober 2009

Segmentasi pada usaha distro

Segmentasi pada usaha distro
Distro?... mungkin bagi sebagian orang ada yang tidak mengetahui apa itu distro. Distro semacam outlet kecil yang menjual pakain jadi. Kini distro mulai banyak bermunculan. Rata-rata pengunjung yang datang untuk berbelanja atau sekedar melihat-lihat saja adalah para remaja putra. Walaupun pengunjung distro didominasi oleh remaja putra, namun bukan berarti distro tidak menjual pakaian untuk remaja putri.
Hampir semua barang yang dijual di distro adalah produk asli Indonesia, dimana produk yang banyak dijual didistro adalah produk buatan Bandung. Mungkin karena bandung sudah dikenal dengan kota mode-nya Indonesia.
Seiring dengan berkembangnya kebutuhan para remaja distro-distro pun kini tak hanya menjual barang-barang pakaian seperti jeans dan T-shrit dan kemeja saja tapi kini merambah pada kebutuhan seperti tas, dompet, ikat pinggang hingga accesesoris remaja seperti gelang dan kalung.
Lalu segmnentasi apa yang terjadi pada usaha distro?....
Sementasi yng terjadi pada usaha distro adalah sementasi demografi yaitu dengan variabel jenis kelamin dan usia. Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya pengunjung distro yang didominasi oleh remaja putra. Variabel usia diwakili oleh para pengunjung yang datang yaitu usia remaja kisran usia 15 tahun hingga 24 tahun.

Label:

Melonjaknya harga-harga sembako menjelang idul fitri

Tugas perilaku konsumen:
Melonjaknya harga-harga sembako menjelang idul fitri
Oleh : yogi sudraji
Kelas : 3EA01, Npm :11207197
Universitas Gunadarma

Biasanya harga-harga sebako di pasar sudah mulai merangkak naik, terutama menjelang hari raya besar seperti idul fitri. Hal seperti iuni seolah-olah menjadi fenomena tahunan yang sulit untuk diubah karena memeng sudah mendarah daging. Naiknya harga-harga sembako menjelang idul fitri merupakan akibat dari banyaknya permintaan akan sembako dari konsumen/ pembeli.
Naiknya harga-harga menjelang idul fitri banyak digunakan oleh sebagian pedagang untuk berspekulasi dengan menaikan harga, sedangkan para konsumen berpendapat bahwa pada saat menjelang idul fitri dengan naiknya harga-harga tersebut merupakan suatu kenaikan harga yang wajar.
Naiknya harga-harga menjelang idul fitri bukanlah karna adanya kelangkaan barang melainkan adanya factor psikologis penjual, dimana sebenernya persediaan akan barang mampu mencukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen, namun kenaikan harga menjelang lebaran dijadikan momen seperti ini dimanfaatkan oleh para pedagang untuk merauk keuntungan. Ditambah lagi perilaku konsumen yang tetap berbelanja walaupun harga merangkak naik.
Jika kita tanyakan kepada pembeli mengapa pembeli tetap membeli barang sembako menjelang hari raya, tentu jawabanya adalah karena lebaran idul fitri datangnya cuma sekali, dimana para pembeli ingin menjadikan momen lebaran sebagai momen yang special dalam keluarga walaupun harus merogoh kocek uang belanja yang lebih besar dari pada seperti belanja dihari-hari biasa.